Minggu, 17 Mei 2015

pentingnya komunikasi bisnis di era pasar bebas



PENTINGNYA KOMUNIKASI BISNIS

DI ERA PASAR BEBAS


BAB I
PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia masuk era Pasar Bebas Asia Tenggara-China  sejak 1 Januari 2010. Bahkan hingga kini sikap pro dan kontrapun datang dari berbagai kalangan terutama pelaku industri kecil. Sikap kontra pernah dilontarkan, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Erwin Aksa, Pasar Bebas Asia Tenggara-China timpang dalam segi persiapan. Akibatnya, sejumlah kawasan industri terancam  gulung tikar. Sementara China sudah persiapkan sejak delapan sampai sepuluh tahun lalu, sedangkan Indonesia hanya dalam hitungan bulan. Erwin juga mengatakan pengusaha yang baru kembali dari China mengatakan matangnya persiapan China membuat industri negara China tersebut siap menghadapi persaingan bebas dengan negara-negara di Asia Tenggara. Terbukti dari murahnya produk yang dihasilkan China dan membanjiri negara lain termasuk Indonesia. Indonesia menghadapi serbuan produk murah China..
Menteri Perdagangan, Mari Pangestu menegaskan, pelaksanaan pasar bebas ini akan menguntungkan ekspor dan investasi di Indonesia. Menurutnya, kita jangan hanya melihat bilateral trade balance-nya. Yang terjadi adalah kita mengimpor bahan baku dari China, profil impor kita dari China itu banyak bahan baku. Diolah disini untuk pasar dalam negeri dan untuk ekspor, dan ekspornya belum tentu ke China, melayani juga kawasan ASEAN. Indonesia bisa berperan memperluas produk dan pasar ekspornya. Pasar bebas ASEAN-China. Menurut Menteri Perdagangan, juga akan membuat Indonesia menarik bagi investasi China karena perluasan pasar meliputi seluruh negara ASEAN ditambah China. Contohnya, produk ekspor seperti olahan kelapa sawit (CPO), kakao, hasil industri manufaktur serta pakaian jadi, sebagai jenis komoditas tanpa tarif yang akan membuat Indonesia memetik keuntungan lebih terkait pemberlakuan pasar bebas ini.
Sebuah kajian yang dilakukan lembaga peneliti ekonomi Danareksa Research Institute menunjukan, Indonesia akan lebih diuntungkan bila ikut perdagangan bebas ASEAN-China dibanding bila menangguhkan perjanjian tersebut. Menurut Yudi, Indonesia diuntungkan dalam dua skenario simulasi pertama, namun tanpa pasar terbuka dengan China keuntungan Indonesia lebih sedikit. Menurut hitungan Danareksa, kerugian itu bisa mencapai 435 juta dollar As dalam bentuk penurunan ekspor Indonesia ke Cina. Sebaliknya bila pasar bebas baik dengan ASEAN maupun Cina diikuti, menurut. Yudi Sadewa, Indonesia berpeluang memperoleh kenaikan nilai ekspor lebih dari US$1, 3 miliar.
Menjawab berbagai kritik terhadap pasar bebas yang dinilai belum siap dihadapi Indonesia. Mentri Perdagangan Mari Pangestu menyatakan pemerintah akan mengambil berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing serta pengamanan pasar dan produk Indonesia. Dengan kondisi pola konsumsi masyarakat Indonesia yang lebih mencari barang murah, secara perlahan pasar produk lokal disaingi oleh produk China. Jika Indonesia tidak punya langkah kongkrit untuk bersaing dengan produk China tersebut kemungkinan produk dalam negeri stape by stape ditinggalkan rakyatnya sendiri. Untuk dapat bertahan dengan kondisi ini salah cara yang bisa digunakan adalah memperbagus system komunikasi.
Tanpa adanya komunikasi tidak mungkin bisnis bisa berjalan dengan baik. Keberhasilan sebuah bisnis sangat tergantung bagaimana komunikasi bisnis yang dijalankan suatu perusahaan atau organisasi baik secara internal maupun secara eksternal. Untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan pelanggan baik secara internal maupun eksternal diperlukan komunikasi bisnis yang baik untuk bisa melakuan semua itu.
Dengan masuknya Indonesia pada Pasar Bebas Asia Tenggara-China kompetisi semakin ketat terutama pelayanan dari segi harga yang ditawarkan China jauh lebih murah dibandingkan produk dalam negeri. Dengan komunikasi bisnis yang baik, bangsa Indonesia harus mampu berbenah diri dari segala aspek misalnya masalah pelayanan palanggan, baik secara internal (orang-orang yang terlibat dalam perusahaan) maupun eksternal (konsumen) sehingga mampu bersaing di pasaran, mulai dari pihak pemerintah, pengusaha dan rakyat Indonesia sendiri, sehingga tetap terwujud pelayanan prima pada entitas bisnis Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pentingnya Kemampuan Komunikasi Bisnis
Pasar Bebas Asia Tenggara-China sudah dimulai, mau tidak mau bangsa Indonesia harus siap dengan kondisi ini. Untuk menghadapi Pasar Bebas Asia Tenggara-China, pemerintah Indonesia harus bisa meyakinkan kalau Pasar Bebas Asia Tenggara-China ini betul-betul akan menguntungkan bangsa Indonesia sehingga tetap memberikan pelayanan prima di entitas bisnis Indonesia. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan bangsa Indonesia pada Pasar Bebas Asia Tenggara-China perlu tindakan atau langkah-langkah konkrit yang diambil pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Tantangan seorang manajerpun relatif akan semakin sulit, yang menuntut kemampuan untuk mengkomunikasikan ide gagasan dan tujuan dalam lingkungan organisasinya serta bagaimana menyampaikan produk atau jasa yang dimilikinya kepada pelanggan.
Kendala-kendala komunikasi bisnis ada bermacam-macam, namun dengan kehati-hatian dan kecermatan, sebagian kendala tersebut akan dapat diatasi. Presentasi yang disampaikan akan lebih bermakna dengan meminimalisir kendala, sehingga pesan yang disampaikan dapat memberikan efek yang diharapkan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan sistem informasi, komunikasi berkembang menjadi suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistem informasi dan teknologi mempercepat proses globalisasi, sehingga proses komunikasi terjadi setiap saat tanpa berhenti dan berlangsung pada saat yang hampir bersamaan di seluruh belahan dunia. Informasi dengan mudah dan cepat menyebar, bahkan nyaris tanpa penghalang apapun. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memungkinkan orang untuk berkomunikasi melalui berbagai macam media.
Tantangan komunikasi bisnis ke depan, bukan saja sekedar menjual produk dan jasa perusahaan, tetapi bagaimana menyampaikan pesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan dapat memberikan manfaat kepada banyak orang dari berbagai ragam budaya, latar belakang, dan sebagainya. Proses penyampaian pesan atau informasi tersebut, dapat dilakukan secara satu arah, seperti melalui media elektronik atau media cetak juga dapat dilakukan secara dua arah (interaktif) melalui jaringan internet.
Ada enam kendala yang mungkin muncul saat manajer mengkomunikasikan bisnis organisasinya, yaitu:
  1. Struktur komunikasi yang buruk
2.      Penyampaian yang lemah
3.      Penggunaan media yang salah
4.      Pesan yang campur aduk
5.      Salah Audience
6.      Lingkungan yang mengganggu
Jadi, jika ingin berhasil dalam memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan dapat memberikan manfaat kepada banyak orang dari berbagai ragam budaya, latar belakang bangsa Indonesia bahkan sampai ke luar negeri harus mampu meminimalisir enam kendala di atas dengan terus mengasah diri untuk bisa berkomunikasi yang baik dan efektif.
Selain itu, untuk mencapai tujuan suatu organisasi, diperlukan adanya suatu proses komunikasi yang dapat mentransfer pesan-pesan dari pengirim kepenerima pesan. Secara umum, komunikasi memiliki dua fungsi penting dalam organisasi yakni:
  1. Komunikasi memungkinkan orang-orang saling bertukar informasi.
  2. Komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota dalam organisasi yang terpisah dari anggota lainnya.
Adapun kegiatan organisasi yang terkait dengan pertukaran informasi (komunikasi) adalah:
  1. Menetapkan tujuan
  1. Membuat dan melaksanakan keputusan
  1. Mengukur prestasi kerja
  1. Merekrut dan mengembangkan staf
5.      Pelayanan pelanggan
  1. Negosiasi dengan pemasok
  1. Membuat produk
  1. Interaksi dengan peraturan yang ada
Ada dua pola komunikasi yang harus menjadi perhatian suatu organisasi.
Pertama, saluran komunikasi formal.
Dalam struktur organisasi garis, fungsional maupun matriks, akan nampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggungjawab dan wewenang. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, maka pola tranformasi informasinya dapat berbetuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. (Montana,1993;Greene,1985).
  1. Komunikasi dari atas ke bawah
Aliran komunikasi dari atasan ke bawahan umunya terkait dengan tanggungjawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi dari atas ke bawah memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.
Menurut Katz dan Kahn, komunikasi dari atas ke bawah mempunyai lima tujuan pokok yaitu:
  1. Untuk memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu.
  2. Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
  3. Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.
  4. Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.
  5. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Kelemahan dari saluran komunikasi dari atas ke bawah adalah kemungkinan terjadinya penyaringan ataupun sensor informasi penting yang ditujukan kepada para bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.
  1. Komunikasi dari bawah ke atas.
Informasi awal berasal dari para karyawan selanjutnya disampaikan ke bagian pabrik, ke manajer produksi dan akhirnya ke manajer umum. Untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengambil keputusan secara tepat, sudah sepantasnya bila manajer memperhatikan aspirasi yang berasal dari bawah. Dengan kata lain, partisipasi bawahan dalam proses pengambilan keputusan akan sangat membantu dalam pencapaian tujuan organisasi.
  1. Komunikasi Horizontal
2.      Komunikasi diagonal
Beberapa keuntungan bentuk komunikasi diagonal diantaranya:
  1. Penyebaran informasi bisa lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional.
  2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Meskipun saluran komunikasi formal sangat penting bagi organisasi besar, namun ia memiliki dampak yang kurang menguntungkan baik dari sudut pandang individu maupun perusahaan. Dari sudut pandang individu (perorangan), komunikasi formal sering membuat frustasi dan menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi besar untuk dapat berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui lapisan manejer yang ada di bawahnya. Artinya, banyak jalur yang harus dilalui untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan manejer puncak. Sedangkan dari sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dengan komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalan jalur komunikasi dapat menggambarkan suatu kemungkinan munculnya kesalahpahaman. Setiap pesan yang mengalir baik dari atas maupun bawah memungkinkan adanya perubahan terhadap pesan aslinya, Sebagai akibatnya, bawahan mungkin menerima suatu informasi yang kabur dari atasannya, begitu pula para atasan (manajer puncak) akan memperoleh suatu gambaran yang tidak lengkap atau kurang pas terhadap apa yang sebenarnya terjadi ditingkat bawah.
Kedua, Saluran komunikasi informal
Keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tidak dapat dielakkan. Jaringan ini dapat pula digunakan oleh para manajer untuk memantau para karyawan dalam melakukan tugas pekerjaan. Dalam jaringan komunikasi formal orang-orang yang ada dalam suatu organisasi tanpa mempedulikan jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/jabatan dapat berkomunikasi secara luas.

  1. Pemasaran Yang Menomorsatukan Pelanggan
Apa itu pemasaran
Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penemuan harga, promosi, dan pendistribusian gagasan, barang, jasa, organisasi, dan peristiwa untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang memuaskan tujuan perorangan dan organisasi. Sebenarnya, pemasaran itu lebih dari sekedar menjual. Pemasaran adalah proses yang dimulai dari menemukan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi dan berlanjut dengan meneliti pasar yang potensial; memproduksi barang atau jasa yang memuaskan pelanggan sasaran; serta mempromosikan, menentukan harga (pricing), dan mendistribukan barang atau jasa tersebut. Melalui proses pemasaran, perusahaan yang sukses memusatkan perhatian pada pembentukan hubungan dengan pelanggan.
Jadi, dengan persaingan pasar bebas Asia Tenggara-China, pemerintah Indonesia (pengusaha/industri dalam negeri) harus bisa mempertahankan pelanggan dalam negerinya (rakyat Indonesia sendiri) untuk tetap cinta membeli produk-produk dalam negeri. Salah satu caranya dengan menciptakan utilitas waktu, tempat dan kepemilikan. Utilitas waktu (time utility) diciptakan dengan membuat barang atau jasa tersedia saat konsumen sedang membeli. Utilitas tempat (place utility) diciptakan dengan membuat produk tersedia di lokasi yang mudah terjangkau konsumen. Utilitas kepemilikan (ownership utility) adalah kesepakatan untuk menyerahkan barang dan jasa yang sudah dipesan dari penjual kepada pembeli.
Dalam menciptakan utilitas waktu, tempat dan kepemilikan, pemasaran memainkan delapan fungsi dasar diantranya: membeli, menjual, mengangkut, menyimpan, membuat standar, dan memberi peringkat, mendanai, mengambil risiko, serta menjamin informasi pasar. Membayar dan membeli adalah fungsi pertukaran dari pasar. Pemasar harus mempelajari mengapa konsumen membeli barang dan jasa tertentu. Sesungguhnya studi tentang perilaku konsumen sangat penting bagi kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.
Fungsi pemasaran terakhir, perusahaan mengumpulkan dan menganalisis informasi pasar untuk menentukan apa yang akan dijual dan siapa yang akan membelinya.
  1. Memberikan nilai tambah melalui kepuasan pelanggan dan kualitas
Cara terbaik untuk pempertahankan pelanggan adalah dengan menawarkan lebih dari hanya sekedar barang dan jasa. Sebab pelanggan sekarang menginginkan nilai
(value), yaitu persepsi mereka tentang keseimbangan antara kualitas barang dan jasa dengan harga. Kalau perusahaan melampai harga akan nilai pelanggan dengan menambahkan tampilan (features), menurunkan harga, meningkatkan customer service, atau membuat peningkatan-peningkatan lain yang menambah kepuasan pelanggan, berarti perusahaan telah memberi nilai tambah (value added) pada barang atau jasa. Selama pelanggan merasa bahwa mereka telah menerima nilai, yaitu kualitas bagus dengan harga yang wajar, mereka cenderung untuk tetap puas dengan perusahaan tersebut dan meneruskan hubungan diantara mereka. Menyediakan customer service yang superior dapat menghasilkan sukses jangka panjang. Apalagi dengan lingkungan teknologi tinggi sekarang ini, customer service sering merupakan faktor yang memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage) kepada perusahaan.
Kualitas barang dan jasa adalah tingkat keistimewaan atau keunggulan barang dan jasa suatu organisasi adalah cara lain yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Kualitas dapat mencakup kedua karakteristik, yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangeble) dari barang dan jasa.
2.      Pentingnya kepuasan pelanggan
Perusahaan yang sukses mempunyai satu karakteristik penting: mereka melakukan semua usaha untuk memastikan pelanggannya puas. Kepuasan pelanggan adalah kondisi penting untuk membangun hubungan jangka panjang. Dasar pemikiran konsep pemasaran adalah memfokuskan semua usaha organisasi pada penyediaan customer service yang superior untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan menarik yang baru.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan adalah dengan cara mendapatkan umpan balik dari pelanggan. Pengetahuan tentang kebutuhan pelanggan, keinginan dan harapan adalah sumber yang penting dalam usaha perusahaan untuk memuaskan pelanggan. Misalnya dengan nomor telpon bebas pulsa, survay kepuasan pelanggan, pesan lewat situs web dan koresponden tertulis. Kemudian mengukur kepuasan pelanggan. Setelah mengumpulkan umpan balik dari pelanggan, suatu perusahan harus memulai program pengukuran kepusaan pelanggan customer satisfaction measurement (CSM)-serangkain prosedur yang berkesinambungan untuk mengukur masukan dangan sasaran kepusan pelanggan dan mengembangkan rencana kegiatan untuk perbaikan.
  1. Pelajari Perilaku Konsumen (pelanggan)
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Jadi, dapat dikatakan perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsi.
Adapun konsep personal consumers dalam definisi tersebut bisa diperjelas lagi sebagai berikut: mereka adalah individu yang membeli barang dan jasa untuk;
  • dirinya sendiri
  • memenuhi kebutuhan keluarga
  • dijadikan hadiah untuk orang lain.
Jadi, personal consumers membeli produk untuk penggunaan pribadi sehingga personal consumers merupakan penguna akhir (and user) atau ultimate consumer). Istilah pembeli (buyer) digunakan untuk consimer yang membeli tapi belum tentu menggunakannya (user). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk melaksanakan semua kegiatan dalam proses manajemen pemasaran, pemasar perlu mengetahui perilaku kosumen. Supaya kiat-kiat pemasaran yang dilakukan benar-benar mengarah kepada profitability dari perusahaan.
Ada sejumlah alasan mendasar mengapa perlunya mempelajari perilaku konsumen yaitu;
  • Konsumen dengan perilakunya (terutama perilaku beli) adalah wujud dari kekuatan tawar yang merupakan salah satu kekuatan kompetitif yang menentukan intensitas persaiangan dan profitability perusahaan.
  • Analisis konsumen memainkan peran sangat penting dalam mengembangkan kebijakan publik. Misalnya; perilaku konsumen terhadap sembako yang menghasilkan seperangkat peraturan pemerintah yang mengatur persediaan sembako tersebut.
  • Pengetahuan mengenai perilaku konsumen dapat meningkatkan kemampuan pribadi seseorang untuk menjadi konsumen yang lebih efektif.
  • Analisis konsumen memberikan pemahaman tentang perilaku manusia. Studi mengenai perilaku manusia memberikan paling tidak tiga informasi, yaitu;
    1. Orientasi konsumen
    2. Fakta tentang perilaku konsumen
    3. Teori-teori yang menuntun proses berpikir.
Jadi, mempelajari perilaku konsumen untuk mengetahui atau memahami tentang apa yang dibeli konsumen, mengapa, di mana, kapan dan seberapa sering dia membeli. Pengetahuan ini dipakai untuk menciptakan cara untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan mereka dan menciptakan pendekatan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi mereka. Sebagai pemasar, perilaku konsumen merupakan pegangan untuk benar-benar menjadikan dirinya digerakkan oleh pasar/konsumen (to be market/consumer driven), sehingga mustahil bila seorang pemasar atau ahli pemasaran mengabaikan pengetuan dan pemahaman tentang perilaku konsumen. Pemahaman perilaku konsumen adalah dasar untuk membangun keunggulan kompetitif.

  1. Kepemimpinan Berorientasikan Pelanggan
Apa itu pemimpin
Pemimpin adalah seorang yang bisa memberikan isnpirasi dan tuntutan bagi kelompok, dan terus menerus menanamkan komitmen untuk memuaskan semua kebutuhan pelanggan. Upaya ini meliputi:
    • Mengarahkan sebuah kelompok dan memusatkan kegiatan individu demi pelanggan.
    • Mengambil inisiatif dan merealisasikannya.
    • Menjadi sumber motivasi dan panutan bagi yang lain
Jadi, kepemimpinan tidak hanya sekedar manajemen sehari-hari. Tapi kepemimpinan berarti memberi keistimewaan sehingga segala sesuatu menjadi dinamis, jelas, dan memiliki komitment. Kepemimpinan yang baik memunculkan hal-hal yang posisif. Banyak manajer tahu apa yang seharusnya diubah, tapi mereka tidak punya waktu untuk melakukannya. Tekanan yang hebat dari dunia yang sedang berubah ini menuntut manajer untuk memiliki dua kecakapan yang saling berhubungan yakni:
  1. Kemampuan untuk mempertahankan kinerja saat ini dan menciptakan kondisi yang stabil, hal ini memerlukan perencanaan dan kejelasan tujuan sekalisgus dengan mekanisme pelaksanaannya.
  2. Kemampuan untuk memunculkan, memotivasi, dan memporoleh komitmen demi pemanfaatan perubahan yang muncul.
Perusahaan yang berorientasi pelayanan yang berhasil selalu berubah dan terus menerus mengalami perbaikan. Untuk itu, kepemimpinan yang berorentasi pada pelayanan dituntut memiliki faktor ’vitalitas’ dengan syarat memiliki visi ke masa depan atau rencana untuk berubah. Motivasi demi keberhaslan tim. Serta pengembangan loyalitas dan komitmen tim kerja sehingga visi tersebut bisa menjadi kenyataan, melalui kerja keras tim.
Selain itu, hal penting yang perlu menjadi perhatian sebuah perusahan adalah kualitas layanan internal yang diberikan pihak perusahaan, karena kualitas layanan yang sampai kepada pelanggan eksternal sering kali ditentukan oleh kualitas layanan yang saling diberikan oleh bagian internal.
Setiap orang di dalam perusahaan melayani pelanggan, namun ada sejumlah tim yang bertugas melayani departemen lain dalam perusahaan yang sama. Tim tersebut memiliki pelanggan internal. Kadang kala proses ini terhambat karena masing-masing departemen lebih menekankan prioritasnya sendiri. Misalnya, bagian pembelian membeli barang dengan kualitas yang buruk, sehingga barang tersebut dikembalikan pelanggan. Bagian produksi tidak bisa bekerja cepat, sehingga barang menumpuk di gudang dan memepengaruhi likuiditas perusahaan. Jika hal-hal seperti ini terjadi dalam sebuah perusahaan segera lah untuk meninjau penyebabnya sehingga layanan yang baik tetap saling terjaga.  

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan
Bangsa Indonesia memasuki era Pasar Bebas Asia Tenggara-China oleh karena itu pemerintah akan mengambil berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing serta pengamanan pasar dan produk Indonesia. Dengan kondisi pola konsumsi masyarakat Indonesia yang lebih mencari barang murah, secara perlahan pasar produk lokal disaingi oleh produk China. Jika Indonesia tidak punya langkah kongkrit untuk bersaing dengan produk China tersebut kemungkinan produk dalam negeri ditinggalkan rakyatnya sendiri. Untuk dapat bertahan dengan kondisi ini salah cara yang bisa digunakan adalah memperbagus sistem komunikasi.
Tantangan seorang manajerpun relatif akan semakin sulit, yang menuntut kemampuan untuk mengkomunikasikan ide gagasan dan tujuan dalam lingkungan organisasinya serta bagaimana menyampaikan produk atau jasa yang dimilikinya kepada pelanggan. Tantangan komunikasi bisnis ke depan, bukan saja sekedar menjual produk dan jasa perusahaan, tetapi bagaimana menyampaikan pesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan dapat memberikan manfaat kepada banyak orang dari berbagai ragam budaya, latar belakang, dan sebagainya.
Pemasaran adalah proses yang dimulai dari menemukan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi dan berlanjut dengan meneliti pasar yang potensial; memproduksi barang atau jasa yang memuaskan pelanggan sasaran; serta mempromosikan, menentukan harga (pricing), dan mendistribukan barang atau jasa tersebut. Jadi, dengan persaingan pasar bebas Asia Tenggara-China, pemerintah Indonesia (pengusaha/industri dalam negeri) harus bisa mempertahankan pelanggan dalam negerinya (rakyat Indonesia sendiri) untuk tetap cinta membeli produk-produk dalam negeri. Salah satu caranya dengan menciptakan utilitas waktu, tempat dan kepemilikan.
Selanjutnya yaitu mempelajari perilaku konsumen untuk mengetahui atau memahami tentang apa yang dibeli konsumen, mengapa, di mana, kapan dan seberapa sering dia membeli. Pengetahuan ini dipakai untuk menciptakan cara untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan mereka dan menciptakan pendekatan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi mereka.
Dalam era pasar bebas juga kepemimpinan yang berorentasi pada pelayanan dituntut memiliki faktor ’vitalitas’ dengan syarat memiliki visi ke masa depan atau rencana untuk berubah. Motivasi demi keberhaslan tim. Serta pengembangan loyalitas dan komitmen tim kerja sehingga visi tersebut bisa menjadi kenyataan, melalui kerja keras tim.

SARAN
Di Era Pasar Bebas, komunikasi bisnis sangat penting karena dengan adanya komunikasi yang baik akan menguntungkan bangsa Indonesia sehingga tetap memberikan pelayanan prima di entitas bisnis Indonesia. Berbagai peran antara lain Peran Pemerintah Indonesia, Peran Pengusaha Lokal, dan Peran Bangsa Indonesia dapat membantu dan mendukung Indonesia di Era pasar bebas ini.
Pasar Bebas Asia Tenggara-China sudah dimulai, sehingga mau tidak mau bangsa Indonesia harus siap dengan kondisi ini. Untuk itu bangsa Indonesia harusnya melakukan berbagai dimulai dari komunikasi bisnis. Diperlukan adanya suatu proses komunikasi yang dapat mentransfer pesan-pesan dari pengirim kepenerima pesan. Tetapi dalam pelaksanaan komunikasi tersebut, ada justru indonesia akan mengalami kendala-kendala seperti Struktur komunikasi yang buruk, Penyampaian yang lemah, Penggunaan media yang salah, Pesan yang campur aduk, Salah Audience, Lingkungan yang mengganggu.
Pemasaran Yang Menomorsatukan Pelanggan juga dibutuhkan dalam era pasar bebas. Dengan menomorsatukan pelanggan, dan melakukan semua usaha untuk memastikan pelanggannya puas, kondisi ini penting untuk membangun hubungan jangka panjang.
Mempelajari Perilaku Konsumen (pelanggan) dan Kepemimpinan Berorientasikan Pelanggan juga sangat membantu bangsa Indonesia dalam era pasar bebas. Semua yang dibahas diatas sangat perlu dilakukan untuk membantu kelancaran dunia bisnis di era pasar bebas.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar