Minggu, 17 Mei 2015

perilaku manajer dalam pengambilan keputusan



PERILAKU MANAGER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. Dalam konteks organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam perusahaannya.
Sebagai manager bersama karyawan seharusnya terdorong untuk selalu melakukan kajian dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru dan mengkontribusikannya pada perusahaan. Manager harus mengambil posisi untuk mencegah terjadinya resiko besar dari suatu kesalahan kerja. Memang suatu keberhasilan biasanya didasarkan pada kegagalan yang pernah dialaminya. Namun manager harus mengevaluasi setiap kegagalan dan melakukan evaluasi diri.
Fungsi manager adalah lebih sebagai peneliti dan sekaligus perancang. Dalam hal ini manager harus mendorong para karyawan untuk menciptakan gagasan baru, sekecil apapun, dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan tersebut ke karyawan lain. Selain itu hendaknya manager mendorong karyawan untuk mengerti keseluruhan pekerjaan dan permasalahannya, membangun visi kolektif dan bekerja bersama mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen dan kepemimpinan sangat berbeda, tapi berkaitan. Tugas manager lebih spesifik daripada seorang pemimpin. Kecakapan manajemen, seperti perencanaan dan pendelegasian, lebih konkret jika dibandingkan dengan kecakapan kepemimpinan yang lebih abstrak. Seorang pemimpin lebih mengandalkan pengaruh, inspirasi (ilham), dan kerja sama daripada petunjuk, kebijaksanaan dan prosedur. Kendati demikian, kedua kecakapan tersebut saling melengkapi.
Jika seorang pemimpin bisa berbagi visi yang menggiurkan tentang apa yang dapat dicapai organisasi dan bisa menetapkan tujuan dan menjabarkan tugas-tugas yang bisa menggerakkan semua orang ke arah visi itu, maka semua orang akan berprestasi lebih baik. Eksekutif terbaik menguasai kedua kecakapan manajemen dan kepemimpinan.
Dalam manajemen setiap orang yang menjadi manager harus juga menjadi seniman. Seniman dalam manajemen adalah orang yang mampu membawa dirinya selaras dengan tugas dan tanggung jawabnya, dan dalam berhadapan dengan orang lain dia dapat bersikap yang sesuai sehingga orang-orang disekitarnya dapat nyaman dan termotivasi jika berada didekatnya
Manager juga seorang ilmuwan, dia harus paham masalah-masalah teknis dalam perusahaan. Bagaimana akuntansi perusahaan berjalan, bagaimana keadaan keuangan perusahaan, bagaimana menyusun strategi perusahaan, tentu semua itu juga membutuhkan ilmu. Seni dan ilmu tak bisa di pisahkan dalam kehidupan seorang manager. manager yang sukses pastilah juga seorang seniman dan juga ilmuwan.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Pengertian dari manager.
2.      Seperti apa peran, sikap dan perilaku manager khususnya perilaku manager dalam pengambilan keputusan.

C. Tujuan penulisan
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Menjelaskan tentang pengertian dari manager.
2.      Mendeskripsikan prilaku manager dalam pengambilan keputusan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MANAGER
Manager adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi, seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Manager terbagi menjadi dua bagian yaitu manager fungsional (functional manager) dan manager umum (general manager )
1.      Manager fungsional / Functional Manager
Manager fungsional adalah manager yang memiliki tanggung jawab pada satu bagian fungsional perusahaan atau organisasi saja dan tidak ikut campur pekerjaan fungsional pada bagian lain. Contohnya adalah seperti manager keuangan, manager pemasaran, manager akuntansi, manager operasional, manager hrd, dan lain-lain.
2.      Manager umum / General Manager
Manager umum adalah manager yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian/ fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi. Manager umum memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa atau seluruh manager fungsional. Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manager umum, sedangkan pada perusahaan atau organisasi yang berskala besar biasanya memiliki beberapa orang manager umum yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda
B. TINGKATAN MANAGER
Pada organisasi berstruktur tradisional, manager sering dikelompokan menjadi :
1.      Manajemen lini pertama (first-line management)
Dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-managerial yang terlibat dalam proses produksi. mereka sering disebut penyelia (supervisor), manager shift, manager area, manager kantor, manager departemen, atau mandor (foreman).
2.      Manajemen tingkat menengah (middle management)
Mencakup semua manajemen yang berada di antara manager lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manager menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manager pabrik, atau manager divisi.
3.      Manajemen puncak (top management)
Dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. contoh top manajemen adalah ceo (chief executive officer), cio (chief information officer), dan cfo (chief financial officer).

C. PERAN MANAGER
Henry mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manager di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manager sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

D. KETERAMPILAN MANAGER
Robert l. katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manager membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1.      Keterampilan Konseptual (Conceptional Skill)
2.      Keterampilan Berhubungan dengan Orang Lain (Humanity Skill)
3.      Keterampilan Teknis (Technical Skill)

Selain tiga keterampilan dasar di atas, ricky w. griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manager, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu.
2. Keterampilan membuat keputusan

E. ETIKA MANAGER
Ricky w. griffin dalam bukunya yang berjudul business mengklasifikasikan etika managerial ke dalam tiga kategori:
1.      Perilaku terhadap karyawan
Kategori ini meliputi aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah dan kerja, serta ruang pribadi dan penghormatan. Pedoman etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap tidak etis dalam kategori ini misalnya mengurangi upah pekerja karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh lantaran takut kehilangan pekerjaannya.
2.      Perilaku terhadap organisasi
Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. Masalah yang terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.
3.      Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Seorang manager juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor, dan serikat buruh.

F. PERAN MANAGER
Henry mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manager di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1.      Peran antarpribadi merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2.      Peran informasional meliputi peran manager sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.
3.      Peran pengambilan keputusan yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.


G. TUGAS MANAGER
Di Bawah ini dijabarkan berbagai detail tugas-tugas khas seorang manager pengembangan organisasi, yang biasanya dicantumkan saat pembuatan deskripsi tugas (job description) yang bersangkutan, tugas-tugas seorang manager yaitu :
1.      Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi pengembangan organisasi (mencakup bidang-bidang tertentu yang relevan dengan struktur organisasi dan lainnya)
2.      Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur aspek-aspek penting kinerja organisasi
3.      Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang rencana-rencana pengembangan organisasi dan pencapaiannya di dalam bentuk-bentuk / format dan rentang waktu yang telah disetujui
4.      Melakukan pengaturan kerja bawahan langsung (yang melakukan direct report kepadanya)
5.      Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan per departemen sesuai anggaran-anggaran yang sudah disetujui
6.      Bertindak sebagai penghubung (liaison) dengan para manager functional / manager department yang lain agar memahami semua aspek-aspek penting dalam pengembangan organisasi, dan untuk memastikan mereka telah mendapatkan informasi yang tepat dan mencukupi tentang sasaran, tujuan / obyektif dan pencapaian-pencapaian dari pengembangan organisasi,
7.      Memelihara kesadaran dan pengetahuan tentang teori pengembangan organisasi yang up to date / sesuai zaman dan metoda-metodanya serta menyediakan penafsiran yang pantas kepada para direktur, para manager dan staf di dalam organisasi
8.      Memastikan setiap aktivitas mempunyai benang merah serta terintegrasikan dengan persyaratan-persyaratan organisasi (organizational requirements) untuk bidang-bidang manajemen mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, syarat-syarat hukum, kebijakan-kebijakan dan tugas umum kepedulian lingkungan.

H. FUNGSI MANAGER
Manager bertugas untuk menjalankan fungsi-fungsi managerial dalam suatu instansi atau organisasi. fungsi2 managerial :
1.      Fungsi perencanaan (planning) dari suatu kebijakan yang akan diambil perusahaan serta memprediksikan hasil yang akan didapatkan dari tindakan yang akan diambil tsb.
2.      Fungsi pengaturan (organizing), yaitu mengatur, membentuk, mendelegasikan dan menerapkan jalur suatu wewenang/tanggungjawab dan sistem komunikasi, serta mengoordinir kerja setiap anggota organisasi/instansi.
3.      Fungsi pengawasan (controlling), yaitu mencakup persiapan atau standar kualitas dan kuantitas hasil kerja, baik dalam bentuk produk ataupun jasa yg diberikan pada perusahaan dalam rangka memberikan pencapaian tujuan perusahaan.
4.      Fungsi kepemimpinan (leading) yang membuat oranglain melakukan pekerjaan, mendorong, memotivasi serta menciptakan iklim pekerjaan yang baik.
5.      Fungsi evaluating, yaitu menganalisa hasil dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan melalui analisis SWOT.

BAB III
POKOK PEMBAHASAN
PERILAKU MANAGER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. Sikap dan Perilaku Manager
Berdasarkan sikap dan perilaku para manager internasional dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Ethnocentric manager / manager etnosentris ethnocentric manager adalah manager yang memiliki anggapan atau persepsi bahwa budaya dan perilaku kerja di negara tempat asalnya jauh lebih baik daripada tempat lain. Contohnya adalah di mana para manager asing lebih suka memberikan kesempatan jenjang karir pada pekerja asing saja sehingga menimbulkan diskriminasi.
2. Polycentric manager / manager polisentris polycentric manager adalah manager yang menggangap bahwa pekerja asing dan pekerja lokal memiliki perbedaan yang cukup jauh dan tenaga kerja dalam negeri lebih memiliki daya saing dan skill di lapangan.
3. Geocentric manager / manager geosentris geocentric manager memiliki suatu anggapan yang lebih realistik dibanding kedua jenis manager di atas. Manager geosentris memahami bahwa terdapat kekurangan dan kelebihan pada budaya yang ada sehingga perlu dibuat adanya penyesuaian budaya dengan memnggabungkan keduanya untuk membentuk budaya yang baru yang lebih kuat dan efektif.

B. Perilaku Manager Terhadap Bawahan
Ada 5 (lima) perilaku manajer terhadap bawahan yang harus diperhatikan, yaitu :
1.      kalau seorang bawahan tidak tahu apa yang harus dikerjakan, beri dia penjelasan
2.      kalau seorang bawahan tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya, beri dia pelatihan
3.      kalau seorang bawahan tidak ingin mengerjakannya, beri dia motivasi
4.      kalau seorang bawahan tahu apa yang harus dikerjakan, berkompetensi dan memiliki motivasi untuk mengerjakannya, beri dia kesempatan
5.      kalau seorang bawahan sudah mengerjakannya dan memenuhi standar (bahkan melebihi), beri dia penghargaan


C. Ciri Perilaku Manager Yang Tidak Kompeten
Berikut adalah ciri-ciri manager yang tidak kompeten, dan cenderung beperilaku buruk atau bahkan sadis kepada para bawahannya.
-          Serangan verbal di depan umum bawahannya melukiskan, bagaimana manager mereka cara terus-menerus melakukan teriakan amukan di tempat-tempat umum, dengan maki-makian sebagai senjata utamanya.
-          Pemalsuan catatan para pekerja juga memberikan indikasi, bahwa manager-manager sadis tidak merasa segan-segan atau menyesal untuk merobah catatan-catatan dan memanipulasikan kegiatan-kegiatan lampau untuk mengubah lingkungan kerja sesuai kepentingan mereka. Mereka sering menyangkal telah memberi perintah-perintah langsung kepada bawahan. Dengan demikian menghindari rasa tanggung jawab terhadap hasil-hasil yang negatif. Sambil memanipulasi fakta-fakta, peristiwa, mereka mengaku, bahwa merekalah yang berjasa dan bukan kelompok kerja. Senjata utama mereka adalah sindiran, desas-desus dan menjelekkan orang lain.
-          Kritik tajam dan berlebih-lebihan tema sadisme yang juga selalu muncul adalah mengenai ketajaman dan bentuk kritik yang disampaikan oleh manager sadis. Para pekerja menyebut manager seperti itu “tukang ngoceh abadi”. Manager seperti itu secara konsisten mengadakan kritik, tidak perduli apakah perlu di-ambil tindakan tegas atau tidak terhadap bawahan.
Tujuannya adalah untuk membeberkan kelemahan dan kesalahan; bukan untuk memperbaikinya. Kritik sering ditancarkan terhadap soal-soal kecil dan tidak berarti dan ditujukan ke¬pada pribadi pekerja dan bukan terhadap pekerjaan. Para pekerja tidak pernah dapat pengakuan positif.
-          Standar-standar yang tidak jelas kemungkinan terjadinya kritik bertubi-tubi diperkuat oleh ke cenderungan manager sadis untuk tidak mengkomunikasikan standar-standar. Demikian pula kegemarannya terhadap agenda- agenda dan motif-motif yang tidak jelas. Semua faktor ini menghalangi para pekerja untuk cukup mengetahui apa yang dikehendaki oleh manager tersebut, sehingga dapat merubah sikap mereka demi tercapainya tujuan-tujuan yang ada.
-          Penyalahgunaan kekuasaan untuk menundukkan bawahan menurut para pekerja, manager sadis sama sekali tidak mentolerir perbedaan faham, pikiran independen serta menuntut kepatuhan dan orang harus selalu setuju dengan pandangannya. Taktik-taktik yang digunakan adalah mengacau atau memberhentikan orang; memblokir usaha-usaha untuk pindah ke pekerjaan lain dan menahan hak hak istimewa yang diberikan secara normal kepada pekerja oleh perusahaan, menerapkan sanksi-sanksi berat dan memecat seenaknya para pekerja.
-          Membuat dan melaksanakan peraturan-peraturan pendekatan manager sadis terhadap peraturan adalah menyesuaikannya dengan keadaan yang berlaku. Mereka jalankan policies serta prosedur-prosedur perusahaan yang sesuai dengan tujuan pribadi mereka. Kalau terjadi hal yang sebaliknya, manager sadis mengabaikan policy atau prosedur. Manager sadis terutama mempersingkat jam istirahat atau justru memperpanjang jam-jam kerja, tanpa memberi uang lembur.
-          Mementingkan diri secara berlebih-lebihan para pekerja menunjukkan, bahwa manager sadis sang atau mementingkan diri; tanpa memperdulikan dampaknya terhadap karyawan atau proyek. Manager sadis tidak menunjukkan loyalitas terhadap bawahan dan sulit dipegang kata-katanya. Sadis-sadis itu menjilat, memberi imbalan kepada kawan-kawan dan melaksanakan tugas-tugas yang bersifat pribadi (bukan demi kepentingan perusahaan) untuk segelintir orang terpilih.
-          Kelakuan tidak tegas dan irasional para pekerja mengatakan, bahwa meskipun para manager sadis suka menyinggung masalah moral, namun tingkah laku mereka tetap sulit diramalkan serta tidak rasional. Beberapa pekerja juga menjelaskan, bahwa manager-manager mereka memperlihatkan gaya tingkah-laku dan “mood” yang berbeda-beda; dan yang lembut sampai yang sangat brutal.

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN :
Beberapa uraian di atas kita tahu bahwa pentingnya seorang manajer menguasai apa tugas dan kewajibannya dalam memimpin dan memberikan perilaku yang baik terhadap bawahannya, terutama dalam pengambilan keputusan seorang manager penting sekali untuk bertindak lebih ekstra dan hati-hati agar dapat mengendalikan segala situasi maupun kebijakan serta dampak-dampaknya. Sebagai manager bersama karyawan seharusnya terdorong untuk selalu melakukan kajian dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru dan mengkontribusikannya pada perusahaan. Seniman dalam manajemen adalah orang yang mampu membawa dirinya selaras dengan tugas dan tanggung jawabnya, dan dalam berhadapan dengan orang lain dia dapat bersikap yang sesuai sehingga orang-orang disekitarnya dapat nyaman dan termotivasi. Manager juga seorang ilmuwan, dia harus paham masalah-masalah teknis dalam perusahaan. Bagaimana akuntansi perusahaan berjalan, bagaimana keadaan keuangan perusahaan, bagaimana menyusun strategi perusahaan, tentu semua itu juga membutuhkan ilmu. Seorang manajer yang professional akan membawa kemajuan dalam suatu perusahaan, sebaliknya jika seorang manager kurang paham apa tugas dan kewajibannya sehingga tidak bisa melakukan pembenahan maka perusahaan akan rugi dan mungkin bisa mengalami kemunduran dan akan berdampak negatif kepada para karyawan/bawahannya.

SARAN :
Manajer memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab besar dalam memandu bawahannya. Untuk itu manajer harus perlu berhati-hati dalam mengendalikan segala situasi yang terjadi didalam lingkup perusahaan. Seorang manager harus dapat mencegah terjadinya resiko besar jika terjadi kesalahan kerja dan harus belajar dari kegagalan yang pernah dialaminya. Manager harus mengevaluasi setiap kegagalan dan melakukan evaluasi diri untuk menjadi lebih baik untuk dirinya, karyawannya, dan perusahaan yang dikelolanya.

Sumber :