PERILAKU
MANAGER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dunia
bisnis dalam era global ini dihadapkan pada proses perubahan yang begitu cepat
dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal
seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus
dimiliki perusahaan. Dalam konteks organisasi belajar, setiap individu
organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan kapasitas untuk belajar pada
setiap tingkat apapun dalam perusahaannya.
Sebagai
manager bersama karyawan seharusnya terdorong untuk selalu melakukan kajian
dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru dan mengkontribusikannya pada
perusahaan. Manager harus mengambil posisi untuk mencegah terjadinya resiko besar
dari suatu kesalahan kerja. Memang suatu keberhasilan biasanya didasarkan pada
kegagalan yang pernah dialaminya. Namun manager harus mengevaluasi setiap
kegagalan dan melakukan evaluasi diri.
Fungsi
manager adalah lebih sebagai peneliti dan sekaligus perancang. Dalam hal ini
manager harus mendorong para karyawan untuk menciptakan gagasan baru, sekecil
apapun, dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan tersebut ke karyawan lain. Selain
itu hendaknya manager mendorong karyawan untuk mengerti keseluruhan pekerjaan
dan permasalahannya, membangun visi kolektif dan bekerja bersama mencapai
tujuan perusahaan.
Manajemen
dan kepemimpinan sangat berbeda, tapi berkaitan. Tugas manager lebih spesifik
daripada seorang pemimpin. Kecakapan manajemen, seperti perencanaan dan
pendelegasian, lebih konkret jika dibandingkan dengan kecakapan kepemimpinan
yang lebih abstrak. Seorang pemimpin lebih mengandalkan pengaruh, inspirasi
(ilham), dan kerja sama daripada petunjuk, kebijaksanaan dan prosedur. Kendati
demikian, kedua kecakapan tersebut saling melengkapi.
Jika
seorang pemimpin bisa berbagi visi yang menggiurkan tentang apa yang dapat
dicapai organisasi dan bisa menetapkan tujuan dan menjabarkan tugas-tugas yang
bisa menggerakkan semua orang ke arah visi itu, maka semua orang akan
berprestasi lebih baik. Eksekutif terbaik menguasai kedua kecakapan manajemen
dan kepemimpinan.
Dalam
manajemen setiap orang yang menjadi manager harus juga menjadi seniman. Seniman
dalam manajemen adalah orang yang mampu membawa dirinya selaras dengan tugas
dan tanggung jawabnya, dan dalam berhadapan dengan orang lain dia dapat
bersikap yang sesuai sehingga orang-orang disekitarnya dapat nyaman dan termotivasi
jika berada didekatnya
Manager
juga seorang ilmuwan, dia harus paham masalah-masalah teknis dalam perusahaan.
Bagaimana akuntansi perusahaan berjalan, bagaimana keadaan keuangan perusahaan,
bagaimana menyusun strategi perusahaan, tentu semua itu juga membutuhkan ilmu.
Seni dan ilmu tak bisa di pisahkan dalam kehidupan seorang manager. manager
yang sukses pastilah juga seorang seniman dan juga ilmuwan.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Pengertian
dari manager.
2.
Seperti
apa peran, sikap dan perilaku manager khususnya perilaku manager dalam
pengambilan keputusan.
C. Tujuan
penulisan
tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan
tentang pengertian dari manager.
2. Mendeskripsikan
prilaku manager dalam pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANAGER
Manager
adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi, seorang yang karena
pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh organisasi untuk
memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan mengembangkan kegiatan
organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Manager
terbagi menjadi dua bagian yaitu manager fungsional (functional manager) dan
manager umum (general manager )
1. Manager
fungsional / Functional Manager
Manager
fungsional adalah manager yang memiliki tanggung jawab pada satu bagian
fungsional perusahaan atau organisasi saja dan tidak ikut campur pekerjaan
fungsional pada bagian lain. Contohnya adalah seperti manager keuangan, manager
pemasaran, manager akuntansi, manager operasional, manager hrd, dan lain-lain.
2. Manager
umum / General Manager
Manager
umum adalah manager yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian/ fungsional
pada suatu perusahaan atau organisasi. Manager umum memimpin beberapa unit
bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa atau seluruh manager
fungsional. Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu
orang manager umum, sedangkan pada perusahaan atau organisasi yang berskala
besar biasanya memiliki beberapa orang manager umum yang bertanggung-jawab pada
area tugas yang berbeda-beda
B.
TINGKATAN MANAGER
Pada
organisasi berstruktur tradisional, manager sering dikelompokan menjadi :
1. Manajemen
lini pertama (first-line management)
Dikenal
pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling
rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-managerial yang terlibat
dalam proses produksi. mereka sering disebut penyelia (supervisor), manager
shift, manager area, manager kantor, manager departemen, atau mandor (foreman).
2. Manajemen
tingkat menengah (middle management)
Mencakup
semua manajemen yang berada di antara manager lini pertama dan manajemen puncak
dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manager
menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manager pabrik, atau
manager divisi.
3. Manajemen
puncak (top management)
Dikenal
pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan
strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. contoh top
manajemen adalah ceo (chief executive officer), cio (chief information
officer), dan cfo (chief financial officer).
C.
PERAN MANAGER
Henry
mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh
peran yang dimainkan oleh manager di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan
kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok yang pertama adalah peran antar
pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial
dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin,
dan penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manager
sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang
ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
D.
KETERAMPILAN MANAGER
Robert
l. katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manager membutuhkan minimal
tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan
Konseptual (Conceptional Skill)
2. Keterampilan
Berhubungan dengan Orang Lain (Humanity Skill)
3. Keterampilan
Teknis (Technical Skill)
Selain
tiga keterampilan dasar di atas, ricky w. griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manager, yaitu:
1.
Keterampilan manajemen waktu.
2.
Keterampilan membuat keputusan
E.
ETIKA MANAGER
Ricky
w. griffin dalam bukunya yang berjudul business mengklasifikasikan etika
managerial ke dalam tiga kategori:
1. Perilaku
terhadap karyawan
Kategori
ini meliputi aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah dan kerja, serta ruang
pribadi dan penghormatan. Pedoman etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan
perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan
pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap tidak etis dalam kategori ini
misalnya mengurangi upah pekerja karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh
lantaran takut kehilangan pekerjaannya.
2. Perilaku
terhadap organisasi
Permasalahan
etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. Masalah yang
terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan
kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya
menggelembungkan anggaran atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik
kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk
menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap
sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di
antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.
3. Perilaku
terhadap agen ekonomi lainnya
Seorang
manager juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen
ekonomi lain seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor,
dan serikat buruh.
F.
PERAN MANAGER
Henry
mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh
peran yang dimainkan oleh manager di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan
kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peran
antarpribadi merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang
bersifat seremonial dan simbolis. peran ini meliputi peran sebagai figur untuk
anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran
informasional meliputi peran manager sebagai pemantau dan penyebar informasi,
serta peran sebagai juru bicara.
3. Peran
pengambilan keputusan yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai
seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
G.
TUGAS MANAGER
Di
Bawah ini dijabarkan berbagai detail tugas-tugas khas seorang manager
pengembangan organisasi, yang biasanya dicantumkan saat pembuatan deskripsi
tugas (job description) yang bersangkutan, tugas-tugas seorang manager yaitu :
1. Merencanakan,
mengembangkan dan mengimplementasikan strategi pengembangan organisasi
(mencakup bidang-bidang tertentu yang relevan dengan struktur organisasi dan
lainnya)
2. Menetapkan
dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur aspek-aspek penting kinerja
organisasi
3. Memonitor,
mengukur dan melaporkan tentang rencana-rencana pengembangan organisasi dan
pencapaiannya di dalam bentuk-bentuk / format dan rentang waktu yang telah
disetujui
4. Melakukan
pengaturan kerja bawahan langsung (yang melakukan direct report kepadanya)
5. Mengelola
dan mengendalikan pembelanjaan per departemen sesuai anggaran-anggaran yang
sudah disetujui
6. Bertindak
sebagai penghubung (liaison) dengan para manager functional / manager
department yang lain agar memahami semua aspek-aspek penting dalam pengembangan
organisasi, dan untuk memastikan mereka telah mendapatkan informasi yang tepat
dan mencukupi tentang sasaran, tujuan / obyektif dan pencapaian-pencapaian dari
pengembangan organisasi,
7. Memelihara
kesadaran dan pengetahuan tentang teori pengembangan organisasi yang up to date
/ sesuai zaman dan metoda-metodanya serta menyediakan penafsiran yang pantas
kepada para direktur, para manager dan staf di dalam organisasi
8. Memastikan
setiap aktivitas mempunyai benang merah serta terintegrasikan dengan
persyaratan-persyaratan organisasi (organizational requirements) untuk
bidang-bidang manajemen mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, syarat-syarat
hukum, kebijakan-kebijakan dan tugas umum kepedulian lingkungan.
H.
FUNGSI MANAGER
Manager
bertugas untuk menjalankan fungsi-fungsi managerial dalam suatu instansi atau
organisasi. fungsi2 managerial :
1. Fungsi
perencanaan (planning) dari suatu kebijakan yang akan diambil perusahaan serta
memprediksikan hasil yang akan didapatkan dari tindakan yang akan diambil tsb.
2. Fungsi
pengaturan (organizing), yaitu mengatur, membentuk, mendelegasikan dan
menerapkan jalur suatu wewenang/tanggungjawab dan sistem komunikasi, serta mengoordinir
kerja setiap anggota organisasi/instansi.
3. Fungsi
pengawasan (controlling), yaitu mencakup persiapan atau standar kualitas dan
kuantitas hasil kerja, baik dalam bentuk produk ataupun jasa yg diberikan pada
perusahaan dalam rangka memberikan pencapaian tujuan perusahaan.
4. Fungsi
kepemimpinan (leading) yang membuat oranglain melakukan pekerjaan, mendorong,
memotivasi serta menciptakan iklim pekerjaan yang baik.
5. Fungsi
evaluating, yaitu menganalisa hasil dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan
melalui analisis SWOT.
BAB
III
POKOK
PEMBAHASAN
PERILAKU
MANAGER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A.
Sikap dan Perilaku Manager
Berdasarkan
sikap dan perilaku para manager internasional dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu :
1.
Ethnocentric manager / manager etnosentris ethnocentric manager adalah manager
yang memiliki anggapan atau persepsi bahwa budaya dan perilaku kerja di negara
tempat asalnya jauh lebih baik daripada tempat lain. Contohnya adalah di mana
para manager asing lebih suka memberikan kesempatan jenjang karir pada pekerja
asing saja sehingga menimbulkan diskriminasi.
2.
Polycentric manager / manager polisentris polycentric manager adalah manager
yang menggangap bahwa pekerja asing dan pekerja lokal memiliki perbedaan yang
cukup jauh dan tenaga kerja dalam negeri lebih memiliki daya saing dan skill di
lapangan.
3.
Geocentric manager / manager geosentris geocentric manager memiliki suatu
anggapan yang lebih realistik dibanding kedua jenis manager di atas. Manager
geosentris memahami bahwa terdapat kekurangan dan kelebihan pada budaya yang
ada sehingga perlu dibuat adanya penyesuaian budaya dengan memnggabungkan
keduanya untuk membentuk budaya yang baru yang lebih kuat dan efektif.
B.
Perilaku Manager Terhadap Bawahan
Ada 5
(lima) perilaku manajer terhadap bawahan yang harus diperhatikan, yaitu :
1. kalau
seorang bawahan tidak tahu apa yang harus dikerjakan, beri dia penjelasan
2. kalau
seorang bawahan tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya, beri dia pelatihan
3. kalau
seorang bawahan tidak ingin mengerjakannya, beri dia motivasi
4. kalau
seorang bawahan tahu apa yang harus dikerjakan, berkompetensi dan memiliki
motivasi untuk mengerjakannya, beri dia kesempatan
5. kalau
seorang bawahan sudah mengerjakannya dan memenuhi standar (bahkan melebihi),
beri dia penghargaan
C.
Ciri Perilaku Manager Yang Tidak Kompeten
Berikut
adalah ciri-ciri manager yang tidak kompeten, dan cenderung beperilaku buruk
atau bahkan sadis kepada para bawahannya.
-
Serangan
verbal di depan umum bawahannya melukiskan, bagaimana manager mereka cara
terus-menerus melakukan teriakan amukan di tempat-tempat umum, dengan maki-makian
sebagai senjata utamanya.
-
Pemalsuan
catatan para pekerja juga memberikan indikasi, bahwa manager-manager sadis
tidak merasa segan-segan atau menyesal untuk merobah catatan-catatan dan
memanipulasikan kegiatan-kegiatan lampau untuk mengubah lingkungan kerja sesuai
kepentingan mereka. Mereka sering menyangkal telah memberi perintah-perintah
langsung kepada bawahan. Dengan demikian menghindari rasa tanggung jawab
terhadap hasil-hasil yang negatif. Sambil memanipulasi fakta-fakta, peristiwa,
mereka mengaku, bahwa merekalah yang berjasa dan bukan kelompok kerja. Senjata
utama mereka adalah sindiran, desas-desus dan menjelekkan orang lain.
-
Kritik
tajam dan berlebih-lebihan tema sadisme yang juga selalu muncul adalah mengenai
ketajaman dan bentuk kritik yang disampaikan oleh manager sadis. Para pekerja
menyebut manager seperti itu “tukang ngoceh abadi”. Manager seperti itu secara
konsisten mengadakan kritik, tidak perduli apakah perlu di-ambil tindakan tegas
atau tidak terhadap bawahan.
Tujuannya adalah untuk membeberkan kelemahan dan kesalahan; bukan untuk memperbaikinya. Kritik sering ditancarkan terhadap soal-soal kecil dan tidak berarti dan ditujukan ke¬pada pribadi pekerja dan bukan terhadap pekerjaan. Para pekerja tidak pernah dapat pengakuan positif.
Tujuannya adalah untuk membeberkan kelemahan dan kesalahan; bukan untuk memperbaikinya. Kritik sering ditancarkan terhadap soal-soal kecil dan tidak berarti dan ditujukan ke¬pada pribadi pekerja dan bukan terhadap pekerjaan. Para pekerja tidak pernah dapat pengakuan positif.
-
Standar-standar
yang tidak jelas kemungkinan terjadinya kritik bertubi-tubi diperkuat oleh ke
cenderungan manager sadis untuk tidak mengkomunikasikan standar-standar.
Demikian pula kegemarannya terhadap agenda- agenda dan motif-motif yang tidak
jelas. Semua faktor ini menghalangi para pekerja untuk cukup mengetahui apa
yang dikehendaki oleh manager tersebut, sehingga dapat merubah sikap mereka
demi tercapainya tujuan-tujuan yang ada.
-
Penyalahgunaan
kekuasaan untuk menundukkan bawahan menurut para pekerja, manager sadis sama
sekali tidak mentolerir perbedaan faham, pikiran independen serta menuntut
kepatuhan dan orang harus selalu setuju dengan pandangannya. Taktik-taktik yang
digunakan adalah mengacau atau memberhentikan orang; memblokir usaha-usaha
untuk pindah ke pekerjaan lain dan menahan hak hak istimewa yang diberikan
secara normal kepada pekerja oleh perusahaan, menerapkan sanksi-sanksi berat
dan memecat seenaknya para pekerja.
-
Membuat
dan melaksanakan peraturan-peraturan pendekatan manager sadis terhadap
peraturan adalah menyesuaikannya dengan keadaan yang berlaku. Mereka jalankan
policies serta prosedur-prosedur perusahaan yang sesuai dengan tujuan pribadi
mereka. Kalau terjadi hal yang sebaliknya, manager sadis mengabaikan policy
atau prosedur. Manager sadis terutama mempersingkat jam istirahat atau justru
memperpanjang jam-jam kerja, tanpa memberi uang lembur.
-
Mementingkan
diri secara berlebih-lebihan para pekerja menunjukkan, bahwa manager sadis sang
atau mementingkan diri; tanpa memperdulikan dampaknya terhadap karyawan atau
proyek. Manager sadis tidak menunjukkan loyalitas terhadap bawahan dan sulit
dipegang kata-katanya. Sadis-sadis itu menjilat, memberi imbalan kepada
kawan-kawan dan melaksanakan tugas-tugas yang bersifat pribadi (bukan demi
kepentingan perusahaan) untuk segelintir orang terpilih.
-
Kelakuan
tidak tegas dan irasional para pekerja mengatakan, bahwa meskipun para manager
sadis suka menyinggung masalah moral, namun tingkah laku mereka tetap sulit
diramalkan serta tidak rasional. Beberapa pekerja juga menjelaskan, bahwa
manager-manager mereka memperlihatkan gaya tingkah-laku dan “mood” yang
berbeda-beda; dan yang lembut sampai yang sangat brutal.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
:
Beberapa
uraian di atas kita tahu bahwa pentingnya seorang manajer menguasai apa tugas
dan kewajibannya dalam memimpin dan memberikan perilaku yang baik terhadap
bawahannya, terutama dalam pengambilan keputusan seorang manager penting sekali
untuk bertindak lebih ekstra dan hati-hati agar dapat mengendalikan segala
situasi maupun kebijakan serta dampak-dampaknya. Sebagai manager bersama
karyawan seharusnya terdorong untuk selalu melakukan kajian dengan menghasilkan
gagasan-gagasan baru dan mengkontribusikannya pada perusahaan. Seniman dalam
manajemen adalah orang yang mampu membawa dirinya selaras dengan tugas dan
tanggung jawabnya, dan dalam berhadapan dengan orang lain dia dapat bersikap
yang sesuai sehingga orang-orang disekitarnya dapat nyaman dan termotivasi. Manager
juga seorang ilmuwan, dia harus paham masalah-masalah teknis dalam perusahaan.
Bagaimana akuntansi perusahaan berjalan, bagaimana keadaan keuangan perusahaan,
bagaimana menyusun strategi perusahaan, tentu semua itu juga membutuhkan ilmu. Seorang
manajer yang professional akan membawa kemajuan dalam suatu perusahaan,
sebaliknya jika seorang manager kurang paham apa tugas dan kewajibannya
sehingga tidak bisa melakukan pembenahan maka perusahaan akan rugi dan mungkin
bisa mengalami kemunduran dan akan berdampak negatif kepada para
karyawan/bawahannya.
SARAN
:
Manajer
memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai hal seperti visi, misi,
tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. Perusahaan
juga memiliki tanggung jawab besar dalam memandu bawahannya. Untuk itu manajer
harus perlu berhati-hati dalam mengendalikan segala situasi yang terjadi
didalam lingkup perusahaan. Seorang manager harus dapat mencegah terjadinya
resiko besar jika terjadi kesalahan kerja dan harus belajar dari kegagalan yang
pernah dialaminya. Manager harus mengevaluasi setiap kegagalan dan melakukan
evaluasi diri untuk menjadi lebih baik untuk dirinya, karyawannya, dan
perusahaan yang dikelolanya.
Sumber
:
https://muhamadyusron.wordpress.com/2011/02/04/makalah-perilaku-manager-dalam-pengambilan-keputusan/